Perkembangan Kepribadian
Berkembang, setiap manusia selalu berkembang dalam hal apapun. Apalagi tentang perkembangan kepribadian, setiap manusi juga pasti mengalami perkembangan kepribadian. Disini saya akan mencoba menjelaskan tentang perkembangan kepribadian menurut Sigmund Freud dan Erik H Erikson.
Teori perkembangan kepribadian Sigmun Freud
Freud menekankan peranan menentukan menentukkan dari tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Freud yakin bahwa “anak adalah ayah manusia” adalah menarik menemukan preferensi kuat pada penjelasan genetik atas tingkah laku orang dewasa semacam itu. Seperti yang telah dijelaskan oleh Freud yang menyebutkan bahwa kepribadian berkembang sebagai respon terhadap 4 sumber tegangan pokok, yaitu:
· Proses – proses pertumbuhan fisiologis
· Frustasi – frustasi
· Konflik – konflik
· Ancaman – ancaman
Identifikasi dan pemindahan (displacement) adalah dua cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi frustasi – frustasi, konflik – konflik dan kecemasan – kecemasan.
Mekanisme – mekanisme pertahanan Ego
· Represi
· Proyeksi
· Pembentukan Reaksi
· Fiksasi dan regresi
Tahap–tahap perkembangan menurut Freud:
· Tahap ORAL (0-1 tahun) . Sumber kenikmatan terdapat pada area mulut. contohnya makan, Makan meliputi stimulasi sentuhan terhadap bibir dan rongga mulut, serta menelan, atau jika makanan tidak menyenangkan, memuntahkan keluar.
· Tahap ANAL (1-3 tahun) . Sumber kenikmatan ada di dubur atau anus. Contohnya buang air besar. Di tahap inilah dianjurkan untuk mengajarkan anak toilet training.
· Tahap PHALIK (3-5 tahun). Sumber kenikmatannya sudah berada di alat kelamin, pada tahap ini sang anak sudah mulai ada ketertarikan kepada anatomi antara kelamin laki – laki dan perempuan. Pada laki terdapat ketertarikan kepada sang ibu dan ingin menyingkirkan ayahnya, begitupun sebaliknya pada perempuan. Pada laki – laki hal tersebut diseput oedipus kompleks sedangkan pada perempuan disebut elektra kompleks (kedekatan pada sang ayah).
· Tahap LATEN (5-12 tahun). Pada tahap ini telah menemukan ketenangan dimana anak berkembang secara kognitif serta motorik. Pada tahap ini anak mencari figur yang sejenis kelamin dengannya.
· Tahap GENITAL (12 tahun keatas). Alat reproduksi pada masa ini sudah masak. Dan libido diarahkan ke hubungan heteroseksual.
Teori Perkembangan Kepribadian Erik H. Erikson
Semenjak kematian Freud, tidak ada orang yang begitu teliti untuk menguraikan dan memperluas struktur psikoanalisis. Erikson yang lebih sering dibicarakan di pembahasan saya kali ini daripada tokoh lainnya ia telah meniupkan kehidupan baru dalam teori psikoanalitik. Di pengaruh sosial budaya dan lingkungan individu. Erikson membagi 8 tahapan perkembangan, yaitu:
Tahap–tahap perkembangan
· Kepercayaan dasar VS Kecurigaan Dasar (0-1 tahun)
Pada tahap ini ibu memiliki peranan yang sangat penting. Kebutuhan rasa aman dan ketidaknyamanan merupakan konflik atau krisis yang dialami oleh anak pada tahap ini. Maka sang anak akan mengembangkan kepercayaannya terhadap lingkungan. Tapi, bila anak merasa tidak nyaman terhadap lingkungannya, sang anak akan mengembangkan perasaan tidak percaya terhadap lingkungan.
· Otonomi VS Perasaan Malu dan Keragu – raguan (2-3 tahun)
Pengakuan, pujian, perhatian, serta dorongan – dorongan akan menimbulkan perasaan percaya diri pada sang anak. Pada tahap ini ke dua orang tua memegang penting peranannya. Karena pada usia ini anak sudah dapat melakukan aktifitas secara lebih meluas dan bervariasi Bila terjadi sebaliknya anak akan mengembangkan ke ragu – raguan.
· Inisiatif VS Kesalahan (3-6 tahun)
Bila pada tahapan ini sebelumnya anak sudah mengembangkan perasaan percaya diri dan mandiri, maka ia akan berani mengambil inisiatif, yaitu melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri. Namun apabila anak mengembangkan perasaan ke ragu – raguannya, maka ia akan merasa bersalah dan tidak berani untuk melakukan sesuatu atas kehendaknya sendiri.
· Kerajinan VS Inferioritas (6-11 tahun)
Di usia ini anak sudah duduk di bangku sekolah dan mampu berfikir secara logis. Oleh karena itu, tuntutan dari dalam dirinya maupun dari luar sudah semakin luas. Bila kemampuan untuk menghadapi tuntutan – tuntutan lingkungan dihargai, maka akan berkembang rasa gairahnya untuk terus lebih produktif. Sebaliknya apabila ia tidak dihargai akan timbul perasaan rendah diri.
· Identitas VS Kekacauan Identitas (12 tahun)
Anak dihadapkan melalui dorongan – dorongan atau dukungan-dukungan yang makin kuat untuk lebih mengenali dirinya. Anak harus mulai menentukan bagaimana masa depannya. Bila pada tahap – tahap sebelumnya ia berhasil lalui, maka anak akan menemukan siapa dirinya. Sebaliknya bila pada tahap sebelumnya anak tidak berhasil maka akan merasakan kekaburan peran dirinya.
· Keintiman VS Isolasi
Bila individu mendapatkan pasangan hidup yang dapat membagi kasih sayang dan perhatian maka ia akan mendapatkan perasaan kemesraan dan keintiman. Bagi yang tidak akan ada rasa terasingkan.
· Generativitas VS Stagnasi
Pada pembahasan tahap ini sudah muncul tuntutan terhadap keluarga dan membantu orang lain. Pengalamannya di masa lalu akan mampu membuat dirinya berbuat bagi kemanusiaan, khususnya pada generasi yang akan datang. Namun bila pada masa lalunya adalah pengalaman buruk, ia akan terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.
· Integritas VS Keputusasaan
Di pembahasan ini individu meriview dirinya jika yang terjadi adalah hal yang menggembirakan pada masa hidupnya, maka individu itu akan timbul rasa kepuasan. Namun jika sebaliknya, maka individu akan mengalami keputusasaan yang sangat amat mendalam.SUMBER :
- Drs.Sumadi Suryabrata.Psikologi Kepribadian.Jakarta:RAJAWALI PERS.1982
- Calvin S.Hall dan Gardner Lindzey.Psikologi Kepribadian 1.Yogyakarta:KANISUS.2005
- Schultz D.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Keprobadian Sehat.Yogyakarta:KANISUS.1991
- BUKU ABNORMAL